Senin, 01 Oktober 2012

Disosiasi


1.Pengertian
Disosiasi adalah suatu mekanisme pertahanan alam bawah sadar yang membantu seseorang melindungi aspek emosional dirinya tentang beberapa peristiwa traumatik atau peristiwa yang menakutkan dengan membiarkan pikirannya melupakan atau menjauhkan dirinya dari situasi atau memori yang menyakitkan.
Gangguan disosiatif berupa gangguan pada fungsi yang hiasanya terintegrasi mencakup kesadaran, memori, identitas atau persepsi lingkungan.Gangguan disosiatif ini dapat menghambat kemampuan individu untuk melakukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari, mengganggu hubungan, dan meghambat kemampuan individu untuk melakukan koping terhadap realitas peristiwa yang traumatik.

2.Penyebab
a.Menurut segi pandangan psikoanalitik
Gangguan gangguan disosiatif terjadi karena salah satu bagian dari jiwa atau kesadaran pecah atau terpisah dari bagian bagian lainnya. Gangguan gangguan tersebut dalam psikoanalitik disebabkan oleh represi yang hebat dan bahan yang ditekan biasanya dihubungkan dengan  hasrat-hasrat seksual pada masa kanak-kanak yang tidak dapat diterima. Pada masa dewasa, hasrat hasrat seksual itu bertambah kuat dan sampai pada akhirnya sering terungkap berupa tindakan seksual yang impulsif. Respresi itu rupanya tidak mencukupi, oleh karena itu individu berusaha menghilangkan seluruh peristiwa yang ditekan dari kesadran. Caranya dengan memisahkan seluruh bagian kepribadian dari kesadaran atau dengan memperoleh suatu identitas baru untuk bagian yang dipisahkan dari dirinya itu.
b.Menurut Bliss (1980)
Kepribadian ganda terbentuk pada masa kanak-kanak. Kepribadian yang banyak dapat dilihat sebagai cara menanggulangi peristiwa-peristiwa yang mengganggu.
c.Konsep state dependent memory
Bower mengemukakan sering terdapat perbedaan –perbedaan suasana hati yang utama dalam beberapa keadaan ego seseorang yang mengalami gangguan kepribadian ganda. Demikian juga halnya dalam fugue, sesorang melarikan diri dari situasi yang penuh dengan emosi ke dalam suatu kehidupan yang lebih tenang. Keadaan-keadaan emosi yang berbeda mungkin sebagian dapat menjelaskan hilangnya ingatan tertentu. Kemungkinan besar amnesia dapat diamati antara dua kepribadian yang memperlihatkan keadaan emosional yang sangat berbeda.
d. Gangguan disosiatif ini juga bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif. Trauma yang terjadi berupa :
-Kepribadian yang Labil :
-Pelecehan seksual
-Pelecehan fisik
-Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
-Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan

3.Manifestasi Klinis
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif, meliputi :
1.Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu, kejadian dan orang.
2.Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan.
3.Persepsi terhadap orang dan benda disekitarnya tidak nyata (derealisasi)
4.Identitas yang buram
5.Depersonalisasi

4.Faktor Resiko
Gangguan disosiatif relatif jarang dialami oleh populasi umum, tetapi lebih sering terjadi pada individu yang memiliki riwayat penganiyaan fisik dan seksual pada masa kanak kanak. Lalu pada anak-anak dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic, misalnya perang, bencana, penculikan dan prosedur medis yang invasif juga dapat menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini.

5.Tipe Gangguan Disosiatif berdasarkan DSM- IV-TR :
  • Amnesia Disosiatif
Pada amnesia disosiatif klien tidak dapat mengingat informasi personal yang penting, biasanya berupa hal traumatik atau yang menimbulkan stres. Disini biasanya pasien mengalami gangguan ingatan yang spesifik saja dan tidak bersifat umum. Informasi yang dilupakan biasanya tentang peristiwa yang menegangkan atau traumatik dalam kehidupan seseorang. Bentuk umum dari amnesia disosiatif melibatkan amnesia untuk identitas  pribadi seseorang, tetapi daya ingat informasi umum adalah utuh.
  • Fugue Disosiatif
Disini semua ciri amnesia disosiatif ditambah dengan klien mengalami episode meninggalkan rumah atau tempat kerja secara tiba tiba tanpa suatu penjelasan, bepergian ke luar kota dan tidak mampu mengingat identitas atau masa lalunya dan ia mungkin menggunakan identitas baru.
Perilaku seorang pasien dengan fugue disosiatif lebih bertujuan dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif. Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka sebelumnya.
  • Gangguan identitas disosiatif
Sebelumnya disebut gangguan kepribadian multiple, disini klien memperlihatkan dua atau lebih identitas atau status kepribadian yang berbeda yang sering kali mengendalikan perilakunya.  Masing – masing kepribadian tersebut adalah lengkap, dalam arti memiliki ingatan, perilaku dan kesenangan sendiri-sendiri yang mungkin sangat berbeda dengan kepribadian pramorbidnya. Gangguan ini disertai dengan ketidakmampuan untuk mengingat informasi personal yang penting.
  • Gangguan depersonalisasi
Klien memiliki perasaan yang menetap atau berulang bahwa dirinya terpisah dari proses mentalnya atau tubuhnya. Gangguan ini disertai dengan pengujian realitas yang utuh, yaitu klien tidak mengalami psikotik atau tidak menyadari realitas.

6.Penatalaksanaan
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini. Bentuk terapinya berupa terapi bicara, konseling atau terapi psikososial meliputi berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien. Terapi ini akan membantu mengerti penyebab dari kondisi yang dialami oleh pasien. Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala disosiatif.
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi :
  • Terapi kesenian kreatif
Tipe terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien yang sulit mengekspresikan piiran dan perasaan mereka. Seni kreatif  dapat membantu meningkatkan kesadaran diri. Terapi seni kreatif meliputi kesenian, tari, drama dan puisi.
  • Terapi kognitif
Terapi kognitif membantu pasien mengidentifikasikan kelakuan yang negatif dan tida sehat dan menggantikannya dengan yang positif dan sehat, dan semua itu tergantung dari ide dalam pikiran pasien itu sendiri.
  • Hypnosis
Merupakan penggunaan status tak sadar, perubahan status kesadaran yang memang diinginkan. Hipnotis dapat dimulai  oleh seorang terapis atau oleh pasien ( hipnosis diri) dengan menggunakan mekanisme sugesti mental untuk membawa status relaksasi yang dalam dan tenang dalam pikiran dapat berkonsentrasi lebih intensif dan spesifik.
  • Terapi obat
Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penanganan awal, walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan disosiatif ini. Biasanya pasien diberikan resep berupa antidepressan dan obat anti cemas untuk membantu mengontrol gejala mental pada gejala disosiatif.
Barbiturat seperti tiopenal dan natrium amobarbital diberikan secara intravena dan benzodiazepine dapat berguna untuk memulihkan ingatannya yang hilang. Untuk pengobatan pada fugue disosiatif biasanya menggunakan psikoterapi psikodinamika suportif-ekspresif.
  • Art therapy
Art therapy berupa penggunaan terapeutik benda benda seni seperti lukisan, gambar, patung, ukiran dll. Untuk mengungkapkan emosi dan menstimulasi perasaan. Penggunaan warna-warna tertentu diduga dapat meningkatkan emosi tertentu, mempengaruhi irama pernafasan serta sirkulasi. Terapi modelling dan ukiran dapat dipakai pada keadaan psikiatrik tertentu yang meliputi disorientasi ruangan, keluhan pening dan gangguan konsentrasi.
Sejarah terapi seni ini bermula pada akhir tahun 1940, para psikiater dan psikoanalis di rumah sakit di Inggris menggunakan lukisan dalam proses terapi.  Pada awal abad ke-20, psikiater tertarik pada karya seni yang dibuat oleh pasien dengan penyakit mental. Pada waktu yang bersamaan, pengajar menemukan bahwa ekspresi anak-anak mencerminkan perkembangan seni, emosional, pertumbuhan dan kognitif. Pada abad pertengahan, rumah sakit, klinik, dan pusat rehabilitasi mulai memasukkan program terapi seni ini bersama dengan terapi berbicara. Proses seni kreatif ini dapat meningkatkan pemulihan, kesehatan, dan kesejahteraan pasien dengan penyakit mental.
Hasilnya, profesi terapi seni berkembang menjadi metode yang efektif untuk berkomunikasi, mengkaji, dan pengobatan untuk anak-anak dan orang dewasa diberbagai lingkungan. Saat ini, bidang terapi seni telah mendapat perhatian di fasilitas kesehatan di seluruh Amerika Serikat dan dalam bidang psikiatri, psikoloogi, konseling pendidikan dan kesenian. (www.art therapy.org)
  • Video therapy
Video therapy merupakan alat yang memanfaatkan teknologi terbaik untuk meningkatkan proses dan kemajuan psikoterapi. Video therapy ini terdiri dari rekaman dan pada sesi melihat, psikoterapi menyediakan umpan balik masa lalu-saat ini, kehidupan yang nyata kepada klien untuk membantu mereka dalam memahami perasaan dan dimensi diri mereka sendiri jika mereka sulit untuk mengaksesnya.

2 komentar:

  1. thank's infonya....
    berguna bget ne pengetahuan :)

    BalasHapus
  2. boleh tau sumber dari artikel ini darimana?

    BalasHapus