Sindroma Premenstruasi (PMS) = Pre Menstrual Syndrome (Kelainan
Disforik Premenstruasi) merupakan suatu keadaan dimana sejumlah gejala
terjadi secara rutin dan berhubungan dengan siklus menstruasi; gejala biasanya
timbul 7-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai.
Premenstrual syndrome (PMS) adalah
kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang dengan keluarnya
darah menstruasi serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus
menstruasi (Brunner & Suddarth, 2001). Magos dalam Hacker (2001),
mendefenisikan bahwapremenst rualsyndr ome (PMS) adalah gejala fisik,
psikologis dan perilaku yang menyusahkan yang tidak disebabkan oleh penyakit
organik yang secara teratur berulang selama fase siklus haid menghilang selama
waktu haid yang tersisa. Sekitar 5-10% wanita menderita PMS yang berat sehingga
mengganggu kegiatan sehari-harinya.
Menurut Shreeve (1983)premenst rual
syndrome (PMS) adalah sejumlah
perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-14
sebelum menstruasi dan mereda segera setelah menstruasi berawal. Dalton (1983), mendefinisikanpremenst rual syndrome (PMS) adalah kambuhnya gejala-gejala pada saat premenstrum dan menghilang setelah menstruasi usai.
perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-14
sebelum menstruasi dan mereda segera setelah menstruasi berawal. Dalton (1983), mendefinisikanpremenst rual syndrome (PMS) adalah kambuhnya gejala-gejala pada saat premenstrum dan menghilang setelah menstruasi usai.
Penyebab
Sindroma
premenstruasi mungkin berhubungan dengan naik-turunnya kadar estrogen
dan progesteron yang terjadi selama siklus menstruasi. Estrogen
menyebabkan penahanan cairan, yang kemungkinan menyebabkan bertambahnya berat
badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara dan perut kembung.
Penyebab
yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak diketahui; tetapi mungkin berhubungan
dengan faktor-faktor sosial, budaya, biologi dan psikis. Sindroma premenstruasi
terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur. Lebih sering ditemukan pada
wanita berusia 20-40 tahun.
Selain itu juga berhubungan dengan hipoglikemia (kadar gula
darah rendah yang abnormal/hypothyroid).
Berhubungan dengan hormon pituitari, prostagalandin, dan neurotransmitter di
otak. Karena kurang asupan vitamin B, Kalsium dan Magnesium. Penyebab adanya gangguan menstruasi
bersifat multifaktor, namun ditengarai, ketidakseimbangan hormonlah yang
paling bertanggung jawab. Namun sebagai wanita, kita tidak boleh menyerah
begitu saja. Kini saatnya membuktikan kita mampu mengatasi gangguan menstruasi
dengan cara yang tepat. Untuk itu, wanita harus paham betul bahwa akar masalah
munculnya gangguan menstruasi adalah ketidakseimbangan hormone.
Gejala
Jenis
dan beratnya gejala bervariasi pada setiap wanita dan bervariasi pada setiap
bulan. Wanita yang menderita epilepsi mungkin akan lebih sering
mengalami kejang. Wanita yang menderita penyakit jaringan ikat (misalnya lupus
atau artritis rematoid) bisa mengalami kekambuhan.
Gejala-gejala yang mungkin ditemukan
adalah:
1. Perubahan fisik
- Sakit punggung
- Perut kembung
-
Jerawat
-
Perubahan nafsu makan, sering merasa lapar
-
Lekas letih, pegal, linu
-
Payudara terasa penuh dan nyeri
-
Perubahan nafsu makan
-
Sembelit
-
Pusing
-
Pingsan
- Sakit kepala
- Daerah
panggul terasa berat atau tertekan
- Hot flashes (kulit
wajah, leher, dada tampak merah dan teraba hangat)
- Susah tidur
- Tidak
bertenaga
- Mual dan
muntah
- Kelelahan
yang luar biasa
- Kelainan
kulit (misalnya jerawat dan neurodermatitis)
- Pembengkakan
jaringan atau nyeri persendian
- Penambahan
berat badan
2. Perubahan suasana hati
-
Mudah marah
-
Cemas
-
Depresi
- Mudah tersinggung
-
Gelisah
-
Sebentar sedih
-
Sebentar gembira
-
Emosi labil
-
Kalut
-
Sulit berkonsentrasi
-
Pelupa.
- Keinginan menyendiri
- Merasa tidak aman
- Perubahan doronagn seksual
- Perasaan bersalah
Tips untuk mengurangi gejala PMS :
- Terapkan pola nutrisi yang sehat (rendah lemak dan garam, tinggi protein, vitamin dan mineral). Perbanyak porsi buah-buahan, sayur mayur, gandum yang tinggi serat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan makanan kesehatan (food supplement) yang berupa multivitamin seperti kalsium yang dapat mengurangi rasa kram, Vitamin E untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, keletihan dan insomnia serta Vitamin B6 untuk mengatasi keletihan, iritabilitas dan mood swings.
- Hindari makanan dengan kadar garam tinggi, makanan manis, kafein, alcohol.
- Selalu melakukan olahraga rutin.
- Tidur cukup minimal 8 jam/hari.
- Hindari rokok.
- Hindari stress berkepanjangan.
- Terapi relaksasi (hipnoterapi, terapi warna, meditasi, aromaterapi dsb).
- Lakukan akupunktur
Beberapa
tipe PMS dan gejalanya.
PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan
gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan
beberapa wanita mengalami
depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul
akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen
terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron
kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan,
pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium.
Penderita PMS A sebaiknya banyak
mengkonsumsi makanan berserat danmengurangi atau membatasi minum kopi.
PMS
tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung,
nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan
sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS
lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar
sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita.
Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium
pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala
ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan
serta membatasi minum sehari-hari.
PMS
tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang
manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada
umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul
gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang
terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin
dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh
stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial
(omega 6), atau kurangnya magnesium.
PMS
tipe D (depression)
ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur,
pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan
kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya
PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari
selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D. PMS tipe D murni disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron
dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya.
Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres,
kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh,
atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi
makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi
gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
0 komentar:
Posting Komentar