Sabtu, 29 September 2012

KONSTIPASI



Konstipasi dapat didefinisikan frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali per minggu atau mengejan lebih dari 25% ketika defekasi (Kamm, 2003). Menurut criteria Rome III, konstipasi merupakan kejadian yang ditandai dua atau lebih dari enam gejala yaitu kebiasaan bab yang jarang (kurang dari 3 kali seminggu), bab keras, mengejan berlebihan, anorectal terasa mampet, mengguanakan cara manual untuk mengeluarkan feses, dan merasa masih ada yang tersisa setelah bab.
Konstipasi jufa dapat diartikan sebagai pelannya pergerakan tinja melalui usus besar, dan sering disebabkan oleh sejumlah besar tinja yang kering dank eras pada kolon desenden yang menumpuk karena absorbs cairan yang berlebihan (guyton and hall). 

Konstipasi ini dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap usia perkembangan. Konstipasi jarang terjadi pada bayi (Guyton and Hall), dan pada orang dewasa lebih sering dialami oleh wanita (Kamm). Konstipasi dapat disebabkan oleh  gangguan fungsional, gangguan dietary, cathartic abuse, obat-obatan, gangguan struktur gastrointestinal, smooth muscle disease (Hay, 2005). Selain itu, menurut Kamm (2003), konstipasi dapat disebabkan oleh ketidaknormalan control neurologi, obat, dan penyebab lainnya, antara lain depresi, penyakit Parkinson’s, hypothyroidism, dan hypercalcaemia. Konstipasi dibagi menjadi konstipasi kronik, sedang, dan berat (Kamm, 2003). 

Untuk mangananinya dapat diatasi dengan cara farmakologi maupun dengan cara non-farmakologi. Cara penanganan non-farmakologi dapat dilakukan dengan cara peningkatan konsumsi makanan yang mengandung serat dan terapi perilaku seperti “biofeedback” (Kamm, 2003). Selain itu juga dapat dengan memberikan edukasi kepada pasien untuk melakukan bab secara rutin setiap hari dan jangan menahan bab (Bharucha,2007). Penanganan secara farmakologi dapat diberikan obat antara lain obat type fibre, stool softener, hyperosmolar agent, suppository, dan stimulants (bharucha,2007). Kamm (2003) menjelaskan bahwa penanganan konstipasi pada dewasa tergantung pada tingkat keparahan konstipasi. Konstipasi kronis dapat diobati dengan fibre 30 g/hari atau dengan bulk laxative. Konstipasi berat dan sedang dapat diobati dengan fibre, bulk laxative, glycerine suppository, bisacodyl suppository, 5-HT4 agonist, phosphate enema, oral bisacodyl, oral magnesium sulphate, oral sodium picosulphate dan obat pilihan terakhir adalah veripaque enema. Dari berbagai macam obat untuk menangani konstipasi salah satu yang sering digunakan adalah bisacodyl, karena mudah didapatkan. 

Penanganan dengan bisacodyl :

INDIKASI :
-    Konstipasi
-    Sebelum prosedur radiologi dan bedah
-    Semua bentuk sembelit
-    Memudahkan buang air besar pada kondisi dengan rasa sakit seperti pada hemorrhoid (wasir)
-    Pengosongan lambung-usus sebelum & sesudah operasi
-    Perparat untuk enema barium untuk proktosigmoidoskopi kolon

KONTRA INDIKASI :
-    Sumbatan pada usus (ileus)
-    Kondisi pembedahan perut akut
-    Dehidrasi berat

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B
: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).

EFEK SAMPING
Jarang : rasa tidak enak pada perut, diare.
Penggunaan jangka panjang dapat memicu atonia colon
Penggunaan senyawa ini dalam jangka lama dapat mengakibatkan kram perut yang parah dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,

BENTUK SEDIAAN
-    Bisakodil (generik) tabl 5 mg (Bicolax®, Codylax®, Laxacod®, Laxamex®, Melaxan®, Prolaxan®,Toilax®) dan 10 mg (Dulcolax®, Stolax®).
-    Suppositoria untuk dewasa 10 mg x 10 x 5's

DOSIS
-      Untuk konstipasi, dewasa: 5-10 mg malam hari; kadang-kadang perlu dinaikkan menjadi 15-20 mg. Anak kurang dari 10 tahun : 5 mg.
-      Pemeriksaan radiografik, sebelum dan sesudah operasi :
   a. dewasa : 2-4 tablet pada malam sebelum pemeriksaan dan 1 suppositoria pada pagi harinya (di hari pemeriksaan).
   b. anak-anak berusia 4 tahun atau lebih : 1 tablet pada sore hari sebelum pemeriksaan dan 1 suppositoria pada pagi harinya (di hari pemeriksaan).

FARMAKO KINETIK
Laksatif kontak bisacodil diabsorbsi secara minimal di dalam saluran gastrointestinal. Obat ini dikeluarkan dalam tinja, namun ada sebagian kecil bisacodil yang diserap dalam tubuh, maka sebagian juga dikeluarkan melalui air kemih.

FARMAKO DINAMIK
Bisacodil meningkatkan rasa ingin buang air besar. Bisacodil mengiritasi kolon menyebabkan rasa ingin buang air besar. Awitan kerja dari bisacodil oral timbul dalam 6-12 jam dan dalam 15-25 menit dengan supositoria (pemberian rectum).

 

0 komentar:

Posting Komentar