1.Pengertian
Disosiasi adalah suatu mekanisme pertahanan alam bawah sadar yang membantu seseorang melindungi aspek emosional dirinya tentang beberapa peristiwa traumatik atau peristiwa yang menakutkan dengan membiarkan pikirannya melupakan atau menjauhkan dirinya dari situasi atau memori yang menyakitkan.
Gangguan disosiatif berupa gangguan pada fungsi yang hiasanya terintegrasi mencakup kesadaran, memori, identitas atau persepsi lingkungan.Gangguan disosiatif ini dapat menghambat kemampuan individu untuk melakukan fungsi dalam kehidupan sehari-hari, mengganggu hubungan, dan meghambat kemampuan individu untuk melakukan koping terhadap realitas peristiwa yang traumatik.
2.Penyebab
a.Menurut segi pandangan psikoanalitik
Gangguan gangguan disosiatif terjadi karena salah satu bagian dari jiwa atau kesadaran pecah atau terpisah dari bagian bagian lainnya. Gangguan gangguan tersebut dalam psikoanalitik disebabkan oleh represi yang hebat dan bahan yang ditekan biasanya dihubungkan dengan hasrat-hasrat seksual pada masa kanak-kanak yang tidak dapat diterima. Pada masa dewasa, hasrat hasrat seksual itu bertambah kuat dan sampai pada akhirnya sering terungkap berupa tindakan seksual yang impulsif. Respresi itu rupanya tidak mencukupi, oleh karena itu individu berusaha menghilangkan seluruh peristiwa yang ditekan dari kesadran. Caranya dengan memisahkan seluruh bagian kepribadian dari kesadaran atau dengan memperoleh suatu identitas baru untuk bagian yang dipisahkan dari dirinya itu.
b.Menurut Bliss (1980)
Kepribadian ganda terbentuk pada masa kanak-kanak. Kepribadian yang banyak dapat dilihat sebagai cara menanggulangi peristiwa-peristiwa yang mengganggu.
c.Konsep state dependent memory
Bower mengemukakan sering terdapat perbedaan –perbedaan suasana hati yang utama dalam beberapa keadaan ego seseorang yang mengalami gangguan kepribadian ganda. Demikian juga halnya dalam fugue, sesorang melarikan diri dari situasi yang penuh dengan emosi ke dalam suatu kehidupan yang lebih tenang. Keadaan-keadaan emosi yang berbeda mungkin sebagian dapat menjelaskan hilangnya ingatan tertentu. Kemungkinan besar amnesia dapat diamati antara dua kepribadian yang memperlihatkan keadaan emosional yang sangat berbeda.
d. Gangguan disosiatif ini juga bisa terjadi sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah terjadi kembali dan berulang-ulang sehingga terjadinya gejala gangguan disosiatif. Trauma yang terjadi berupa :
-Kepribadian yang Labil :
-Pelecehan seksual
-Pelecehan fisik
-Kekerasan rumah tangga ( ayah dan ibu cerai )
-Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
3.Manifestasi Klinis
Gejala umum untuk seluruh tipe gangguan disosiatif, meliputi :
1.Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu, kejadian dan orang.
2.Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan.
3.Persepsi terhadap orang dan benda disekitarnya tidak nyata (derealisasi)
4.Identitas yang buram
5.Depersonalisasi
4.Faktor Resiko
Gangguan disosiatif relatif jarang dialami oleh populasi umum, tetapi lebih sering terjadi pada individu yang memiliki riwayat penganiyaan fisik dan seksual pada masa kanak kanak. Lalu pada anak-anak dan dewasa yang juga memiliki pengalaman kejadian yang traumatic, misalnya perang, bencana, penculikan dan prosedur medis yang invasif juga dapat menjadi faktor resiko terjadinya gangguan disosiatif ini.
5.Tipe Gangguan Disosiatif berdasarkan DSM- IV-TR :
- Amnesia Disosiatif
- Fugue Disosiatif
Perilaku seorang pasien dengan fugue disosiatif lebih bertujuan dan terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif. Pasien dengan fugue disosiatif telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan situasi kerjanya dan tidak dapat mengingat aspek penting identitas mereka sebelumnya.
- Gangguan identitas disosiatif
- Gangguan depersonalisasi
6.Penatalaksanaan
Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan disosiatif ini. Bentuk terapinya berupa terapi bicara, konseling atau terapi psikososial meliputi berbicara tentang gangguan yang diderita oleh pasien. Terapi ini akan membantu mengerti penyebab dari kondisi yang dialami oleh pasien. Psikoterapi untuk gangguan disosiasi sering mengikutsertakan teknik seperti hipnotis yang membantu kita mengingat trauma yang menimbulkan gejala disosiatif.
Penanganan gangguan disosiatif yang lain meliputi :
- Terapi kesenian kreatif
- Terapi kognitif
- Hypnosis
- Terapi obat
Barbiturat seperti tiopenal dan natrium amobarbital diberikan secara intravena dan benzodiazepine dapat berguna untuk memulihkan ingatannya yang hilang. Untuk pengobatan pada fugue disosiatif biasanya menggunakan psikoterapi psikodinamika suportif-ekspresif.
- Art therapy
Sejarah terapi seni ini bermula pada akhir tahun 1940, para psikiater dan psikoanalis di rumah sakit di Inggris menggunakan lukisan dalam proses terapi. Pada awal abad ke-20, psikiater tertarik pada karya seni yang dibuat oleh pasien dengan penyakit mental. Pada waktu yang bersamaan, pengajar menemukan bahwa ekspresi anak-anak mencerminkan perkembangan seni, emosional, pertumbuhan dan kognitif. Pada abad pertengahan, rumah sakit, klinik, dan pusat rehabilitasi mulai memasukkan program terapi seni ini bersama dengan terapi berbicara. Proses seni kreatif ini dapat meningkatkan pemulihan, kesehatan, dan kesejahteraan pasien dengan penyakit mental.
Hasilnya, profesi terapi seni berkembang menjadi metode yang efektif untuk berkomunikasi, mengkaji, dan pengobatan untuk anak-anak dan orang dewasa diberbagai lingkungan. Saat ini, bidang terapi seni telah mendapat perhatian di fasilitas kesehatan di seluruh Amerika Serikat dan dalam bidang psikiatri, psikoloogi, konseling pendidikan dan kesenian. (www.art therapy.org)
- Video therapy
thank's infonya....
BalasHapusberguna bget ne pengetahuan :)
boleh tau sumber dari artikel ini darimana?
BalasHapus