Konstipasi dapat didefinisikan frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali per minggu atau mengejan lebih dari 25% ketika defekasi (Kamm, 2003). Menurut criteria Rome III, konstipasi merupakan kejadian yang ditandai dua atau lebih dari enam gejala yaitu kebiasaan bab yang jarang (kurang dari 3 kali seminggu), bab keras, mengejan berlebihan, anorectal terasa mampet, mengguanakan cara manual untuk mengeluarkan feses, dan merasa masih ada yang tersisa setelah bab.
Konstipasi jufa dapat diartikan sebagai pelannya pergerakan tinja melalui usus besar, dan sering disebabkan oleh sejumlah besar tinja yang kering dank eras pada kolon desenden yang menumpuk karena absorbs cairan yang berlebihan (guyton and hall).
Konstipasi
ini dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap usia perkembangan.
Konstipasi jarang terjadi pada bayi (Guyton and Hall), dan pada orang dewasa
lebih sering dialami oleh wanita (Kamm). Konstipasi dapat disebabkan oleh gangguan fungsional, gangguan dietary,
cathartic abuse, obat-obatan, gangguan struktur gastrointestinal, smooth muscle
disease (Hay, 2005). Selain itu, menurut Kamm (2003), konstipasi dapat
disebabkan oleh ketidaknormalan control neurologi, obat, dan penyebab lainnya,
antara lain depresi, penyakit Parkinson’s, hypothyroidism, dan hypercalcaemia.
Konstipasi dibagi menjadi konstipasi kronik, sedang, dan berat (Kamm, 2003).
Untuk
mangananinya dapat diatasi dengan cara farmakologi maupun dengan cara
non-farmakologi. Cara penanganan non-farmakologi dapat dilakukan dengan cara
peningkatan konsumsi makanan yang mengandung serat dan terapi perilaku seperti
“biofeedback” (Kamm, 2003). Selain itu juga dapat dengan memberikan edukasi
kepada pasien untuk melakukan bab secara rutin setiap hari dan jangan menahan
bab (Bharucha,2007). Penanganan secara farmakologi dapat diberikan obat antara
lain obat type fibre, stool softener, hyperosmolar agent, suppository, dan
stimulants (bharucha,2007). Kamm (2003) menjelaskan bahwa penanganan konstipasi
pada dewasa tergantung pada tingkat keparahan konstipasi. Konstipasi kronis
dapat diobati dengan fibre 30 g/hari atau dengan bulk laxative. Konstipasi
berat dan sedang dapat diobati dengan fibre, bulk laxative, glycerine
suppository, bisacodyl suppository, 5-HT4 agonist, phosphate enema, oral
bisacodyl, oral magnesium sulphate, oral sodium picosulphate dan obat pilihan
terakhir adalah veripaque enema. Dari berbagai macam obat untuk menangani
konstipasi salah satu yang sering digunakan adalah bisacodyl, karena mudah
didapatkan.
Penanganan dengan bisacodyl :
INDIKASI :
- Konstipasi
- Sebelum prosedur radiologi dan bedah
- Semua bentuk sembelit
- Memudahkan buang air besar pada kondisi
dengan rasa sakit seperti pada hemorrhoid (wasir)
- Pengosongan lambung-usus sebelum &
sesudah operasi
-
Perparat untuk enema barium untuk
proktosigmoidoskopi kolon
KONTRA INDIKASI :
-
Sumbatan pada usus (ileus)
-
Kondisi pembedahan perut akut
-
Dehidrasi berat
INDEKS
KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
EFEK
SAMPING
Jarang : rasa tidak enak pada perut, diare.
Jarang : rasa tidak enak pada perut, diare.
Penggunaan
jangka
panjang
dapat memicu
atonia colon
Penggunaan senyawa
ini dalam jangka lama dapat mengakibatkan kram perut yang parah dan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
BENTUK
SEDIAAN
-
Bisakodil (generik) tabl 5 mg
(Bicolax®, Codylax®, Laxacod®, Laxamex®, Melaxan®, Prolaxan®,Toilax®) dan 10 mg
(Dulcolax®, Stolax®).
-
Suppositoria untuk dewasa 10 mg x 10 x
5's
DOSIS
- Untuk konstipasi, dewasa: 5-10 mg malam
hari; kadang-kadang perlu dinaikkan menjadi 15-20 mg. Anak kurang dari 10 tahun
: 5 mg.
- Pemeriksaan radiografik, sebelum dan
sesudah operasi :
a. dewasa : 2-4 tablet pada malam sebelum
pemeriksaan dan 1 suppositoria pada pagi harinya (di hari pemeriksaan).
b. anak-anak
berusia 4 tahun atau lebih : 1 tablet pada sore hari sebelum pemeriksaan dan 1
suppositoria pada pagi harinya (di hari pemeriksaan).
FARMAKO KINETIK
Laksatif kontak
bisacodil diabsorbsi secara minimal di dalam saluran gastrointestinal. Obat ini
dikeluarkan dalam tinja, namun ada sebagian kecil bisacodil yang diserap dalam
tubuh, maka sebagian juga dikeluarkan melalui air kemih.
FARMAKO DINAMIK
Bisacodil meningkatkan
rasa ingin buang air besar. Bisacodil mengiritasi kolon menyebabkan rasa ingin
buang air besar. Awitan kerja dari bisacodil oral timbul dalam 6-12 jam dan
dalam 15-25 menit dengan supositoria (pemberian rectum).
0 komentar:
Posting Komentar